Ban merupakan element paling vital dalam berkendara roda dua khususnya, image/otomotifnet.com |
Disadari atau tidak, ban juga dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar motor. Pabrikan motor, tentunya sudah melakukan riset mengenai ukuran ban yang pas dan enggak membebani mesin, sehingga pemakaian bahan bakarnya juga tidak berlebih.Riset dari pabrikan, bisa jadi enggak berlaku bila dilihat dari kacamata beberapa pengguna motor.
Bahkan demi bisa mengejar tampilan ala motor gede, ukuran ban standar diganti dengan yang lebih gambot.Memang sah-sah saja, bila konsumen ingin mengganti ukuran ban yang lebih lebar dari bawaan pabrik.
KONTAK AREA
Asumsinya dengan mengganti ukuran ban yang lebih besar dari standarnya, maka bobot kendaraan akan bertambah. Dengan penambahan bobot itu, maka power mesin yang digunakan untuk memutar ban juga bertambah dan ini yang bikin konsumsi bahan bakar mengalami peningkatan.
Selain bobot yang bertambah, juga ada yang biasanya disebut kontak area. Maksud kontak area adalah area dimana permukaan ban menempel di aspal.Menambah ukuran ban yang lebih besar, membuat kontak area akan bertambah besar pula.
Gesekan antara ban dan aspal, otomatis melebar juga membuat gesekan makin besar.Mau tidak mau, suka tidak suka kerja mesin juga ikut bertambah seiring makin besarnya gesekan ban dengan aspal. Ujung-ujungnya berimbas pada pemakaian bahan bakar motor yang jadi lebih boros.
Tekanan angin pada ban seperti Yamaha V-Ixion, depan 28 psi dan belakang 33 psi
ANGIN KURANG
Tak hanya memperbesar ukuran ban dari standarnya saja yang bisa mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Masih banyak pemilik motor salah treatment terhadap ban yang mereka gunakan.
Imbas dari salah treatment itu sendiri ada 2 hal, yakni menuju ke soal keamanan dan kenyamanan berkendara. Kedua, ke soal konsumsi bahan bakar.
Treatment yang dimaksud adalah tekanan angin yang ada di dalam ban saat dipakai. Kita pernah melakukan corporate social responsibility soal tekanan angin di salah satu parkiran mall. Hasilnya cukup mengejutkan, bahwa hampir 70% tekanan angin pada motor yang parkir, tekanan anginnya kurang.
Kurangnya tekanan angin pada ban, mengincar keselamatan berkedara bagi pengguna motor. Pasalnya tunggangan jadi kurang stabil, apalagi saat harus melibas tikungan.Pecah ban juga paling mungkin terjadi, karena dinding ban mengalami pergerakan yang berlebih, ini yang bisa membuat benang pada dinding ban putus dan ban meletus.
Kegedean ukuran ban, bikin kontak area besar dan beban mesin bertambah
Apalagi dengan konsumsi bahan bakar, ban dengan kondisi kurang angin membuat kontak areanya jadi lebih besar. Dan kemudian membuat mesin bekerja lebih keras dan butuh pasokan bahan bakar yang lebih banyak.
Sesuai dengan manual book dari motor seperti Kawasaki Ninja 250FI atau Yamaha New Vixion Lightning, tekanan angin pada ban depan 28 atau 29 psi. Sedangkan untuk ban belakang bisa sampai 33 psi.Skutik seperti Honda Vario 125 CBS ISS, ukuran tekanan anginnya bisa sama. Baik ban depan maupun belakng bisa pakai ukuran 33 psi
Dengan kondisi muatan banyak, malah tekanan angin di ban kudu keras.Tapi,
jangan asal keras, harus sesuai rekomendasi pabrikan ban.
Mencarinya gampang. Lihat saja tulisan yang ada di sidewall atau dinding ban! Misal, di ban tertulis Max Load 375 LBS AT 32 P.S.I. Cold. Itu artinya, ban tersebut mampu menahan berat maksimal sampai 375 Lbs atau sekitar 170 kg ( 1Lbs = + 450 gr ) pada tekanan angin 32 psi dengan kondisi ban dingin
(tidak dipakai)…kalau bingung ya pakai cara manual saja dengan menekan-nekan ban sesuai kebutuhan.
Memang kalau mau selamat itu harus ribet dulu sobat touring..sehingga kita tidak bisa main main untuk kendaraan yang tidak fit atau kurang sehat, sedari dini harusnya kita mampu untuk mengendalikan serta memantau setiap detail dari motor kesayangn kita agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, sayangi dan rawatlah motor kita dan sebaliknya motor akan menyayangi kita.
salam Bikers
0 komentar:
Posting Komentar